"Mau dibawa kemana hubungan kita?"
Sebuah cuplikan lagu yang dinyanyikan oleh band yang sedang naik daun di Indonesia, kalau tak salah band wali... tapi stopppp... bukan ini yang kita mau bahas kali ini.
"mau dibawa kemana pendidikan kita?"
nah ini lagu yang tepat untuk bangsa kita saat ini.
Saya seorang guru honorer di sebuah SMK milik pemerintah dan juga seorang guru les private. beberapa tahun.. kurang lebih 6 tahun saya sudah berkecimpung dalam dunia pendidikan, semakin saya lama berada di dalamnya, semakin membuat mata saya terbuka akan pendidikan kita saat ini.
Manakah yang lebih penting... hasil ataukah proses?
ini pertanyaan yang sulit kita jawab, kalau kita jawab proses, lha kalau hasilnya jelek apa gunanya dari proses tersebut. dan kalau kita jawab dengan hasil... berarti kita boleh melakukan segala cara untuk mendapatkan hasil yang "baik". mengapa saya tulis baik dengan menggunakan petik... karena baik disini luas artinya dan juga bisa memiliki berbagai interpretasi.
Saya, sebagai seorang newbie di bidang pendidikan Indonesia, mencoba berpendapat.
Pendidikan Indonesia yang sekarang sedang berjalan ini mengarah ke "hasil adalah yang utama" bukan proses.
mengapa saya berani mengatakan ini? tentunya dengan melihat beberapa fakta yang ada dilapangan, yang selama ini ntah tak terjamah oleh pemerintah, ataukah pemerintah berusaha menutup mata.
Ujian Nasional yang selalu menjadi perbincangan hangat terutama bagi setiap orang yang bergerak dalam bidang pendidikan, kemana arah dan tujuan Ujian Nasional (UN) ini masih dipertanyakan dan dalam prakteknya sendiri, hanya menghasilkan penyimpangan-penyimpangan dan penyalahan-penyalahan.
UN tahun ini untuk anak SD sekota Cirebon lulus 100 persen ( kemarin saya baru membacanya dari salah satu akun twitter @aboutcirebon). Bangga? seharusnya demikian, jika hasil itu murni hasil kerja keras kita sebagai penggerak bidang pendidikan. Tapi sekali lagi, kalau itu memank murni kerja keras kita ddengan cara yang jujur.
Dalam pelaksanaan UN tahun ini sendiri saya mendengar kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh beberapa sekolah, padahal sekolah tersebut adalah sekolah yang terpandang baik di kota Cirebon ini.kecurangan yang dijalankan adalah sebagai berikut;
Mereka (pihak sekolah) mengundang beberapa anak yang dalam kategori pintar, dan mereka bertanya kepada anak-anak tersebut: " Kalian senang tidak kalau teman kalian semua naik kelas?" dan jaawaban anak-anak tersebut tentu saja senang sekali. Lalu pihak sekolah memberikan wejangan kepada anak-anak tersebut; "Kalau kalian memang senang, nanti waktu UN berlangsung, jangan pelit-pelit yah membagi jawaban kalain dengan teman-teman yang lain"
Apa tujuan pihak sekolah melakukan hal demikian? Agar Sekolah mereka dipandang baik dan bagus, dengan kelulusan UN 100 persen. HASIL yang mereka tekan kan disini.
Cara curang lainnya pun banyak beredar. Saya sendiri mendengar mengenai jual beli jawaban UN dengan nilai yang cukup fantastis ... memang kebenarannya sendiri belum dapat dipastikan, namun kalau itu terjadi, benar-benar kita harus mempertanyakan apa tujuan dari UN ini.
Apakah tujuan UN ini untuk mengisi pundi-pundi beberapa pihak yang dapat diuntungkan dengan adanya UN ini?
Saya bukan orang yang antipati dengan UN, saya pun masih mengingat sekali, ketika saya bersekolah di masa SD, SMP dan SMU dulu, setiap kali menghadapi UN, memang perasaan tegang yang ada, namun ketika berhasil melewatinya dengan baik, ada kepuasan tersendiri, karena melaluinya dengan usaa sendiri, dan juga ini nilai persaingan murni, tanpa ada hal-hal di atas.
Mau dibawa kemana pendidikan kita?
baru kita lihat dari sisi UN saja yang seharusnya jadi festival yang dapat kita rayakan dalam bidang pendidikan, namun karena banyaknya kecurangan-kecurangan, hanya menghasilkan kepahitan-kepahitan bagi kita semua.
Hasil penting, namun proses pun penting. bukan karena ingin mendapatkan hasil yang baik maka kita melakukan segala cara. harus diingat, khususnya bagi kita semua yang bergerak dalam bidang pendidikan, kita mendidik, bukan hanya memberi ilmu. kalau kita mendidik, berarti kita juga membentuk sikap dan perilaku anak didik kita agar menjadi anak yang pintar dan juga memiliki perilaku yang baik.
Ilmu yang tidak diikuti dengan tingkah laku yang baik, hanya akan menghasilkan kehancuran. namun Ilmu ditangan orang yang tepat, dapat memberikan manfaat yang besar bagi orang-orang di sekitarnya.
Maju terus pendidikan Indonesia, mohon maaf jika ada kata yang tak berkenan, semuai hanya pemikiran saya sebagai Newbie di bidang pendidikan.
Senin, 20 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)