Sabtu, 09 April 2011

takdir hidup

ketika masalah hadir dalam kehidupan kita, apa yang akan kita lakukan??? menangis? menjerit/ berteriak? berharap lari dari semua yang ada dan berharap semua hanya mimpi yang akan hilang ketika kita terbangun dipagi hari.

Saya mengenal seseorang yang bangga dengan kehidupannya dan juga merasa puas dengan statusnya yang masih melajang di usianya yang memasuki kepala tiga. pekerjaan yang menarik, tak membosankan dan juga penuh warna, itu kesimpulan yang saya dapatkan ketika berbincang dengannya melalui email 1-2 bulan lalu. tapi apa yang terjadi??? sekali lagi, ternyata kita tidk dapat meramalkan kehidupan kita. kemarin malam sempat kontak sejenak, pada saat ini dia sedang dalam kondisi yang disebutnya "merenungi nasib". dia mendapatkan promosi turun yang mengharuskan dia pindah ke sebuah kota kecil, dan juga tak ada yang mengenalnya.

Seorang wanita cantik lainnya, seseorang yang baru saya kenal... dari kehidupan normalnya (sebut saja begitu) bekerja dari senin sampai sabtu, libur di hari minggu, menjalani masa lajangnya dengan penuh energik... namun apa kata kehidupan saat ini? orang tua yang disayanginya terkena stroke dan harus dirawat di rumah sakit, pada saat yang sama dia mencoba mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan harapannya (seharusnya) tapi kenyataan nya pekerjaan baru yang ia dapatkan hanya membuatnya semakin tertekan sehingga haru meninggalkannya dan harus mengangur beberapa saat. di tambah lagi dengan beberapa permasalahan pribadi yang ada menerpanya.... Apa kata kehidupan???

di saat menemui permasalahan dalam hidup, saya sendiri saat ini mencoba membuka mata, kita memang menderita, tapi kita tidak sendirim masih banyak orang di luar sana yang memiliki penderitaan sama seperti kita, bahkan lebih berat dari yang kita miliki. bertahan dengan apa yang kita miliki saat ini, tetap pegang impian kita, walaupun itu sesuram dan segelap awan badai sekalipun, dan kembali kepada sang pencipta. garis-garis di telapak tangan kita adalah takdir yang harus kita lalui, semuanya sudah tersurat dalam kitab kehidupan, namun ketika kita mengepalkan tangan kita, maka semua garis pun berubah danmenjadi satu dalam genggaman kita.... takdir memank tertulis, namun kita dapat merubahnya. tapi kita sendiri tidak boleh lupa dengan garis yang tak dapat kita genggam walau kita mengepalkan tangan kita seerat mungkin pun... garis-garis ini adalah milik sang pencipta. setelah semua yang kita lakukan, setelah semua usaha kera yang kita jalankan, ada saatnya kita meluangkan waktu untuk kembali berserah kepadaNya sang pemilik kehidupan.

untuk semua teman, untuk semua pembaca, marilah, ini saatnya untuk kita bangkit, berdiri kembali, tetapi tetap jangan lupakan siapa kita dan tetap berharap kepada Dia sang pemilik kehidupan.